Apa yang perlu dilakukan bank apabila mengalami pertumbuhan kredit bermasalah (NPL) yang tinggi? Bebarapa bank memang mengalami kredit bermasalah berupa rasio NPL tinggi terutama pada segmen komersial atau business banking. Apabila bank mengalami hal ini, sudah wajar jika bank sementara menghentikan dulu pertumbuhan kredit komersial, baik pada sejumlah wilayah atau cabang yang membukukan banyak kredit bermasalah, ataupun sementara menghentikan pemberian kredit komersial dan business banking secara nasional.

Di lain pihak, karena NPL harus diturunkan, bank tetap harus mempercepat pertumbuhan kredit. Karena emoh memperbesar kredit komersial, pertumbuhan dialihkan pada segmen konsumsi termasuk KPR. Pertumbuhan kredit segmen konsumer tentu tidak bisa secepat pertumbuhan kredit komersial mengingat jumlah kredit konsumer yang diberikan tidak sebesar kredit komersial.

KPR sendiri belum tentu menguntungkan karena persaingan bunga yang sengit antar bank, membuat bisnis ini agak sulit menghasilkan keuntungan. Apalagi kalau bunga KPR yang diberikan bersifat fixed untuk an yang dihadapi.beberapa tahun, yang akan menurunkan NIM pada saat suku bunga pasar saat ini cenderung meningkat. Mungkin bank berpikir, nanti bank akan mengambil untung pada saat periode fixed rate berakhir, maka berlaku bunga floating. Risiko yang mungkin perlu dipikirkan, pada saat itu kredit cenderung akan menjadi macet karena sebagian nasabah tidak mampu membayar dengan bunga floating. Ini yang terjadi pada saat terjadi krisis perbankan Amerika (sub-prime mortgage) tahun 2008an.

Yang lebih aneh lagi ada bank yang mengalami permalahan kredit, malah memperbaiki proses bisnis misalnya turn around time dipercepat, yang lemah kaitannya dengan permasalahan yang dihadapi. Apa demikian pilihan strategi terbaik yang harus dilakukan bank?

Identifikasi penyebab kredit bermasalah

Apabila bank mengalami peningkatan NPL secara cepat misalnya pada segmen komersial, langkah pertama memang seharusnya menghentikan dahulu pemberian kredit. Tapi tindakan ini tidak dapat dilakukan terlalu lama mengingat roda bisnis bank harus berjalan terus, dan bank harus mempertahankan pangsa pasar agar tetap eksis.

Langkah pertama yang perlu dilakukan bank, segera mencari fakta sebenarnya apa penyebab kredit menjadi bermasalah, yang sebenarnya terdiri dari tiga penyebab: (1) Terdapat kelemahan dalam menganalisa kredit, (2) Kelemahan dalam monitoring kredit yang sudah diberikan, atau (3) kelemahan dalam manajemen portfolio kredit.

Hal ini dapat diketahui dari pengalaman bank misalnya selama 3 – 5 tahun terakhir. Apabila prosentase kredit macet cukup banyak terjadi pada periode satu tahun setelah diberikan, kemungkinan besar ada kelemahan pada analisa kredit. Apabila kredit bermasalah terjadi pada debitur yang sudah lama berhubungan dengan bank dan selama ini dinilai baik, maka permasalahan ada pada monitoring kredit. Apabila terdapat sedikit debitur bermasalah memberikan dampak NPL yang besar, maka kemungkinan ada kelemahan pada bidang manajemen portfolio dan keserakahan atau ketidakpatuhan bank pada limit dalam upaya mencapai pertumbuhan kredit di masa lalu. Selain itu juga perlu informasi yang akurat apakah kelemahan tersebut terjadi pada pemberian kredit pada debitur baru, debitur lama yang diberikan tambahan (top up) atau debitur yang diambil-alih dari bank lain.

Prioritas perbaikan

Dengan analisa seperti diatas, bank dapat memberikan prioritas pada perbaikan yang diperlukan segera agar kredit komersial dapat dilanjutkan kembali. Perbaikan difokuskan pada kualitas kebijakan dan SOP segmen yang bermasalah dan kategori debitur yang ada kelemahan di masa lalu, analisa kredit , monitoring atau manajemen portfolio. Perbaikan juga pada proses Sosialisasi pada seluruh jajaran yang terlibat di bidang perkreditan, dan memperkuat pemantauan kepatuhan pada SOP tersebut. Selain itu tentunya peningkatan sumber daya manusia di bidang kredit yang ingin diperbaiki mencakup leadership, jumlah dan kualifikasi SDM yang diperlukan, serta integritas dari pasukan kredit tersebut.

Idealnya memang memperbaiki seluruh sistem proses kredit di bank, tapi hal itu akan memerlukan waktu lama, padahal bank tetap harus berjalan mengembangkan bisnis. Jadi yang perlu dilakukan adalah menetapkan prioritas mana dahulu yang perlu segera diperbaiki agar bank dapat kembali melanjutkan bisnis secara normal dan lebih baik.