kutipan dari buku: The imitation of Christ by Thomas a Kempis alih bahasa: Oleh: Nanny Muniaty Nusalim, EJ 11 Mikael, Paroki MKK

Pertama jaga kedamaian dengan diri sendiri, maka Anda akan bisa membawa kedamaian bagi orang lain.
Sementara orang yang penuh nafsu mengubah kebaikan menjadi kejahatan dan cepat percaya pada kejahatan, sebaliknya pria yang damai, karena dirinya yang baik, mengubah segala sesuatu menjadi kebaikan.
Orang yang sangat tenang tidak pernah curiga, tetapi roh yang terusik dan tidak puas dibuat marah oleh banyak kecurigaan.
Dirinya tidak tenang dan oleh karenanya membuat orang lain tidak tenang juga.
Dia sering mengatakan apa yang tidak boleh dikatakan dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Dia sibuk memperhatikan hasil kerja tugas orang lain, tapi mengabaikan tugasnya sendiri.
Oleh karena itu, arahkan semangat Anda, pertama-tama pada diri Anda sendiri, kemudian Anda dapat dengan adil menerapkannya pada orang-orang di sekitar Anda.
Anda pandai membenarkan tindakan Anda sendiri dengan alasan yang tidak akan Anda terima dari orang lain, padahal lebih tepat untuk menyalahkan diri sendiri dan memaafkan saudara Anda.
Jika Anda ingin orang menerima Anda, Anda harus menerima orang lain juga.
Perhatikan, seberapa jauh Anda dari kasih dan kerendahan hati sejati yang tidak mengenal marah kepada siapa pun, atau menjadi tersinggung kecuali hanya terhadap diri sendiri.
Sangat mudah untuk bergaul dengan orang yang baik dan lembut, karena pergaulan seperti itu secara alami menyenangkan.
Setiap orang menikmati kehidupan yang damai dan lebih memilih orang yang memiliki kebiasaan menyenangkan. Tetapi untuk dapat hidup damai dengan orang-orang yang kasar dan jahat, atau dengan yang tidak disiplin dan yang mengganggu kita, adalah suatu hal yang besar, yang layak mendapat pujian.
Beberapa orang hidup damai dengan diri mereka sendiri dan dengan sesamanya, tetapi yang lain tidak pernah berdamai dengan diri mereka sendiri dan juga tidak dengan orang lain.
Yang terakhir ini merupakan beban bagi semua orang, tetapi mereka lebih menjadi beban bagi diri mereka sendiri. Beberapa, akhirnya, hidup damai dengan diri mereka sendiri dan mencoba untuk damai juga dengan orang lain.
Jadi, kedamaian dalam hidup kita ini ditemukan hanya jika kita dengan rendah hati mau menahan penderitaan dan bukan lari darinya.
Orang yang paling tahu bagaimana menderita akan menikmati kedamaian yang lebih besar, karena dia adalah penakluk dirinya sendiri, penguasa dunia, sahabat Kristus, dan pewaris surga.

Naskah Asli:

Goodness and Peace in Man
FIRST keep peace with yourself; then you will be able to bring peace to others. A peaceful man does more good than a learned man. Whereas a passionate man turns even good to evil and is quick to believe evil, the peaceful man, being good himself, turns all things to good.
The man who is at perfect ease is never suspicious, but the disturbed and discontented spirit is upset by many a suspicion. He neither rests himself nor permits others to do so. He often says what ought not to be said and leaves undone what ought to be done. He is concerned with the duties of others but neglects his own.
Direct your zeal, therefore, first upon yourself; then you may with justice exercise it upon those about you. You are well versed in coloring your own actions with excuses which you will not accept from others, though it would be more just to accuse yourself and excuse your brother. If you wish men to bear with you, you must bear with them. Behold, how far you are from true charity and humility which does not know how to be angry with anyone,
or to be indignant save only against self!
It is no great thing to associate with the good and gentle, for such association is naturally pleasing. Everyone enjoys a peaceful life and prefers persons of congenial habits. But to be able to live at peace with harsh and perverse men, or with the undisciplined and those who irritate us, is a great grace, a praiseworthy and manly thing.
Some people live at peace with themselves and with their fellow men, but others are never at peace with themselves nor do they bring it to anyone else. These latter are a burden to everyone, but they are more of a burden to themselves. A few, finally, live at peace with themselves and try to restore it to others.
Now, all our peace in this miserable life is found in humbly enduring suffering rather than in being free from it. He who knows best how to suffer will enjoy the greater peace, because he is the conqueror of himself, the master of the world, a friend of Christ, and an heir of heaven.