kutipan dari buku: The imitation of Christ by Thomas a Kempis alih bahasa: Oleh: Nanny Muniaty Nusalim, EJ 11 Mikael, Paroki MKK

Sampai Tuhan menetapkan sebaliknya, seseorang harus menanggung dengan sabar apa pun yang tidak dapat dia koreksi dalam dirinya dan orang lain.

Anggap saja lebih baik- mencoba kesabaran Anda dan menguji Anda, karena tanpa kesabaran dan cobaan seperti itu, kebajikan  Anda tidak banyak berarti. Namun demikian, di bawah kesulitan seperti itu, Anda harus berdoa agar Tuhan mau membantu Anda menanggungnya dengan tenang.

Jika, setelah dinasehati satu atau dua kali, seseorang tidak berubah, tidak usah  berbantahan dengannya, tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan agar kehendak dan kemuliaan Nya dapat terjadi dalam semua hamba-Nya, karena Tuhan tahu betul bagaimana mengubah yang tidak baik menjadi baik.

Berusahalah dengan sabar menanggung kekurangan dan kelemahan orang lain, apapun itu, karena Anda juga memiliki banyak kesalahan yang harus ditanggung orang lain.

Jika Anda tidak dapat mengubah diri Anda seperti yang Anda inginkan, bagaimana Anda dapat membuat orang lain berubah sesuai keinginan Anda? Kita ingin mereka menjadi sempurna, namun kita tidak mau memperbaiki kesalahan kita sendiri. Kita ingin mereka dikoreksi dengan keras, namun kita tidak mau mengkoreksi diri kita sendiri.

Kecuekan mereka tidak menyenangkan kita, namun kita tidak mau ditolak apa yang kita minta.

 Kita ingin mereka terikat oleh aturan, namun kita sendiri mau  diri kita tidak dibatasi oleh apa pun.

Oleh karena itu jelas betapa jarang kita memikirkan orang lain seperti kita memikirkan diri kita sendiri.

Jika kita sempurna, apa yang harus kita derita dari orang lain demi Tuhan?

Tetapi Tuhan telah menetapkan sedemikian rupa sehingga kita dapat belajar untuk saling menanggung beban, karena tidak ada manusia tanpa kesalahan, tidak ada manusia yang sempurna untuk dirinya sendiri atau cukup bijaksana.  Oleh karena itu kita harus saling mendukung, saling membantu, menasihati dan dinasihati, karena ukuran kebajikan setiap orang paling baik terungkap pada saat kesulitan, kesulitan yang tidak melemahkan seseorang tetapi lebih menunjukkan siapa dirinya sebenarnya.

Naskah Asli:

Bearing with the faults of others

Until God ordains otherwise, a man ought to bear patiently whatever he cannot correct in himself and in others.

Consider it better thus-perhaps to try your patience and to test you, for without such patience and trial your merits are of little account. Nevertheless, under such difficulties you should pray that God will consent to help you bear them calmly.

If, after being admonished once or twice, a person does not amend, do not argue with him, but commit the whole matter to God that His will and honour may be furthered in all His servants, for God knows well how to turn evil to good.

Try to bear patiently with the defects and infirmities of others, whatever they may be, because you also have many a fault which others must endure.

If you cannot make yourself what you would wish to be, how you can bend others to your will ?

We want them to be perfect, yet we do not correct our own faults.

We wish them to be severely corrected, yet we will not correct ourselves.

Their great liberty displeases us, yet we would not be denied what we ask. We would have them bound by laws, yet we will allow ourselves to be restrained in nothing. Hence it is clear how seldom we think of others as we do of ourselves.

If we are perfect, what should we have to suffer from others for God’s sake?

But God has so ordained that we may learn to bear with one another’s burdens, for there is no man without fault, no man sufficient to himself nor wise enough.

Hence we must support one another, mutually help, counsel and advise, for the measure of every man’s virtue is best revealed in time of adversity-adversity that does not weaken a man but rather shows what he is.