kutipan dari buku: CS Lewis: Mere Christianity, What is the great sin? What sin is worse than any other? C.S. Lewis replied to this question with clarity; alih bahasa: Oleh: Nanny Muniaty Nusalim, EJ 11 Mikael, Paroki MKK

Yang mana merupakan dosa besar ? Dosa apa yang lebih buruk dari yang lainnya?

C.S. Lewis menjawab pertanyaan ini dengan jelas:

Ada satu sifat buruk yang tidak seorang pun di dunia ini yang bebas darinya; yang dibenci setiap orang di dunia ketika dia melihatnya pada orang lain dan yang hampir tidak ada orang, kecuali orang Kristen, pernah bayangkan bahwa mereka sendiri memilikinya. Ini adalah sifat buruk yang membuat manusia menjadi  tidak populer, dan yang sering  tidak kita sadari ada dalam diri kita sendiri, dan semakin kita sendiri memilikinya, semakin kita tidak menyukai nya ada pada orang lain.

Menurut para guru Kristen, sifat buruk yang paling penting, kejahatan paling besar, adalah Kesombongan, Yang lain seperti Ketidaksucian, kemarahan, keserakahan, mabuk, semua itu, hanyalah kecil jika dibandingkan dengan kesombongan. Melalui kesombongan, Setan menjadi Iblis: Kesombongan membawa manusia  ke semua sifat buruk lainnya. Ini adalah kondisi pikiran anti-Tuhan yang lengkap.

Mengapa demikian, berikut adalah alasannya :

1. Orang yang sombong harus “lebih” dari orang lain.

Apakah Anda bergumul dengan harga diri? Lewis memulai dengan tes sederhana: semakin Anda memiliki harga diri yang tinggi, semakin Anda tidak menyukai harga diri pada orang lain.

Bagaimana perasaan Anda ketika Anda dihardik, atau tidak diperhatikan, atau ditegur, atau penampilan Anda kalah dibandingkan orang lain? Jika Anda sombong, Anda menjadi sangat kesal saat orang lain “menang”.

Kata C.S. Lewis: Kesombongan bukan mendapat kesenangan pada waktu memiliki sesuatu, tetapi karena memiliki lebih banyak daripada orang lain. Kita  bilang bahwa orang bangga menjadi kaya, atau pintar, atau tampan, tetapi sebenarnya bukan itu. Mereka bangga menjadi lebih kaya, atau lebih pintar, atau lebih tampan dari yang lain. Jika orang lain menjadi sama kaya, atau pintar, atau tampan, tidak ada yang bisa dibanggakan. Karena ada perbandingan inilah yang membuat Anda bangga: yaitu kesenangan berada di atas orang lain.

2. Orang yang sombong tidak pernah puas.

Bersaing dengan orang lain tidak selalu merupakan tanda kesombongan. Misalnya, ketika sumber daya langka, orang sering bersaing satu sama lain untuk mendapatkan sumber daya tersebut. Namun, orang yang sombong akan berusaha mendapatkan lebih banyak, bahkan ketika dia sudah memiliki lebih dari yang dia butuhkan. Banyak dosa, seperti keserakahan dan keegoisan, adalah hasil dari kesombongan.

Lewis. Lewis memberikan contohnya soal uang. Keserakahan pasti akan membuat pria mengejar uang, agar dapat memperoleh rumah yang lebih baik, liburan yang lebih baik, makanan dan minuman yang lebih baik. Tapi itu semua hanya sampai titik tertentu.

Apa yang membuat seseorang yang berpenghasilan $ 10.000 setahun ingin sekali mendapatkan $ 20.000 setahun? Hal Ini bukan keserakahan untuk kesenangan. $ 10.000 akan memberikan semua kemewahan yang dapat dinikmati oleh siapa pun. Tetapi keinginan itu adalah akibat Kesombongan – yaitu keinginan untuk menjadi lebih kaya dari beberapa orang kaya lainnya, dan (lebih dari itu) keinginan akan kekuasaan.

3. Orang yang sombong sangat membutuhkan kekuasaan.

Kekuasaan, kata Lewis, adalah apa yang sangat dinikmati oleh kesombongan.  Orang yang sombong ingin merasa lebih unggul dari orang lain, dan kekuasaan atas orang lain menambah kompleks superioritas. Menurut Lewis, kita bisa melihat upaya memperoleh kekuasaan dalam segala hal mulai dari wanita cantik, mengumpulkan follower, sampai pemimpin politik yang menuntut lebih banyak pengaruh dan kendali.

Pencarian kekuasaan yang dipicu oleh kesombongan mengarah pada permusuhan di antara orang-orang. Kata Lewis: Jika saya seorang yang sombong, maka selama ada satu orang di seluruh dunia yang lebih kuat, atau lebih kaya atau lebih pintar dari saya, dia adalah saingan saya dan musuh saya.

Lewis menggolongkan kesombongan sebagai penyebab utama penderitaan di setiap negara dan setiap keluarga sejak dunia dimulai. Kalau sifat buruk lainnya, seperti mabuk, terkadang menyatukan orang, kesombongan tidak pernah. Kesombongan membuat orang terpisah.

4. Kesombongan menjadikan Anda musuh Tuhan.

Kesombongan tidak hanya membuat orang bermusuhan satu sama lain – itu juga membuat orang bermusuhan dengan Tuhan. Kata Lewis: Di dalam Tuhan Anda menghadapi sesuatu yang dalam segala hal jauh lebih unggul dari diri Anda sendiri. Kecuali Anda mengenal Tuhan seperti itu — dan, oleh karena itu, mengenal diri Anda sendiri sebagai tidak ada apa-apa nya — Anda tidak mengenal Tuhan sama sekali. Selama Anda sombong, Anda tidak bisa mengenal Tuhan.

Orang yang sombong selalu memandang rendah orang lain, dan tentu saja, selama Anda memandang ke bawah, Anda tidak dapat melihat sesuatu yang berada di atas Anda. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang perlu perhatian, Bagaimana mungkin orang-orang yang jelas-jelas penuh dengan kesombongan dapat mengatakan bahwa mereka percaya pada Tuhan dan terlihat sangat religius? Saya khawatir hal itu berarti mereka menyembah Tuhan khayalan.

Mereka secara teoritis mengakui diri mereka tidak ada apa-apa nya di hadapan Tuhan khayalan ini, tetapi sebenarnya sepanjang waktu membayangkan bagaimana Tuhan menerima dan setuju dengan sikap mereka dan menganggap mereka jauh lebih baik daripada orang biasa: yaitu, mereka memberikan  sedikit kerendahan hati imajiner kepada-Nya dan mendapatkan dari itu berkali lipat kebanggaan dibandingkan sesama mereka. Saya pikir  itu mungkin orang-orang yang Kristus pikirkan ketika Dia berkata bahwa beberapa akan berkhotbah tentang Dia dan mengusir setan dalam nama-Nya, hanya untuk diberitahu di ujung dunia bahwa Dia tidak pernah mengenal mereka. Dan siapa pun dari kita mungkin setiap saat berada dalam perangkap maut ini.

5. Kesombongan membuat Anda rentan terhadap Iblis.

Kejahatan selain kesombongan, kata Lewis, berasal dari Iblis yang bekerja pada kita melalui sifat hewani kita. Kesombongan, di sisi lain, murni spiritual dan, akibatnya, jauh lebih halus dan mematikan. Salah satu cara untuk jatuh ke dalam perangkap Iblis adalah menggunakan kesombongan untuk mengatasi kejahatan yang lebih sederhana.

Kata Lewis: Guru, pada kenyataannya, sering kali memikat harga diri seorang anak laki-laki, atau, sebagaimana mereka menyebutnya, harga dirinya, untuk membuatnya berperilaku sopan. Banyak orang telah mengatasi kepengecutan, atau nafsu, atau amarah, dengan cara berpikir bahwa hal-hal tersebut merendahkan martabatnya — jadi, dengan kesombongan.

 Iblis tertawa. Dia sangat puas melihat Anda menjadi suci dan berani dan mengendalikan diri … asalkan, sepanjang waktu, dia menyiapkan dalam diri Anda Kediktatoran Kesombongan — sama seperti dia akan cukup puas melihat flu Anda sembuh jika dia diizinkan, dan sebagai imbalannya, memberi Anda kanker. Karena kesombongan adalah kanker spiritual: itu menghilangkan kemungkinan cinta kasih, atau kepuasan, atau bahkan akal sehat.

6. Anda bisa buta terhadap harga diri Anda sendiri.

Dalam ceramah nya, Lewis menekankan bahwa kesenangan dipuji bukanlah kesombongan.  Dalam banyak situasi, tidak ada salahnya mencoba (dan berhasil) dalam menyenangkan seseorang.

Lewis mencirikan hal ini, melihat dan bersuka ria dalam pujian dari orang lain, sebagai jenis kesombongan yang paling tidak buruk karena itu menunjukkan bahwa “Anda belum sepenuhnya puas dengan kekaguman Anda sendiri.”

Masalah dimulai, ketika Anda mulai kurang menyukai pujian dan lebih menyukai diri Anda sendiri: Kesombongan yang paling parah datang ketika Anda begitu meremehkan orang lain sehingga Anda tidak peduli apa yang mereka pikirkan tentang Anda. Tentu saja, sangatlah benar, dan seringkali merupakan tugas kita, untuk tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang kita, jika kita melakukannya untuk alasan yang benar; yaitu, karena kita lebih peduli pada apa yang Tuhan pikirkan.

Tetapi orang yang sombong memiliki alasan berbeda untuk tidak peduli. Dia berkata ‘… Semua yang telah saya lakukan telah dilakukan untuk memuaskan cita-cita saya — atau kesadaran artistik saya — atau tradisi keluarga saya — atau, singkatnya, karena Saya memang begitu. Jika masyarakat menyukainya, biarkan mereka. Mereka bukan apa-apa bagiku. ‘”

Bagaimana seseorang memperoleh kerendahan hati?

Langkah pertama, kata Lewis, adalah menyadari bahwa Anda sombong. Jika Anda merasa tidak sombong, Anda memang sangat sombong.

Menurut Lewis, orang yang rendah hati akan terlihat sebagai “orang yang ceria dan cerdas, yang sangat tertarik dengan apa yang Anda katakan padanya. Jika Anda benar-benar tidak menyukainya, itu karena Anda merasa sedikit iri pada siapa pun yang tampaknya menikmati hidup dengan begitu mudah. Dia tidak akan memikirkan tentang kerendahan hati: dia tidak akan memikirkan dirinya sendiri sama sekali. “

Naskah Asli:

What is the great sin? What sin is worse than any other?

C.S. Lewis replied to this question with clarity:

There is one vice of which no man in the world is free; which everyone in the world loathes when he sees it in someone else and of which hardly any people, except Christians, ever imagine that they are guilty themselves. There is no fault which makes a man more unpopular, and no fault which we are more unconscious of in ourselves. And the more we have it ourselves, the more we dislike it in others.

According to Christian teachers, the essential vice, the utmost evil, is Pride. Unchastity, anger, greed, drunkenness, and all that, are mere fleabites in comparison. It was through pride that the Devil became the Devil: Pride leads to every other vice. It is the complete anti-God state of mind.

Recognizing that some in his audience would object, Lewis spent the rest of his talk giving reasons why pride is the worst of all sins. Here they are:

1. A proud person has to be “better” than everyone else.

Do you struggle with pride? Lewis started with a simple test: the more pride you have, the more you dislike it in others.

How do you feel when you are snubbed, or unnoticed, or patronized, or shown up by someone else? If you are proud, then you get very upset when someone else “wins.” Says, C.S. Lewis:

Pride gets no pleasure out of having something, only out of having more of it than the next man. We say that people are proud of being rich, or clever, or good-looking, but they are not. They are proud of being richer, or cleverer, or better-looking than others. If someone else became equally rich, or clever, or good-looking there would be nothing to be proud about. It is the comparison that makes you proud: the pleasure of being above the rest.

2. A proud person is never satisfied.

Competing with others is not always a sign of pride. For example, when resources are scarce, people often compete with each other for those resources. A proud person, however, will try to get more, even when he already has more than he needs. Many sins, such as greed and selfishness, are the result of pride, explains Lewis. Lewis says:

Take it with money. Greed will certainly make a man want money, for the sake of a better house, better holidays, better things to eat and drink. But only up to a point. What is it that makes a man with $10,000 a year anxious to get $20,000 a year? It is not the greed for more pleasure. $10,000 will give all the luxuries that any man can really enjoy. It is Pride—the wish to be richer than some other rich man, and (still more) the wish for power.

3. A proud person craves power.

Power, says Lewis, is what pride really enjoys. A proud person wants to feel superior to others, and power over others feeds a superiority complex. According to Lewis, we can see the quest for power in everything from a beautiful woman who tries to amass admirers to a political leader who demands more and more influence and control.

The pride-fueled quest for power leads to enmity between people. Says Lewis:

If I am a proud man, then as long as there in one man in the whole world more powerful, or richer or cleverer than I, he is my rival and my enemy.

Lewis characterized pride as the chief cause of misery in every nation and every family since the world began. While other vices, such as drunkenness, sometimes brings people together, pride never does. It drives people apart.

4. Pride makes you God’s enemy.

Pride not only makes people enemies with each other – it also makes people enemies with God. Says Lewis:

In God you come up against something which is in every respect immeasurably superior to yourself. Unless you know God as that—and, therefore, know yourself as nothing in comparison—you do not know God at all.

As long as you are proud you cannot know God. A proud man is always looking down on things and people: and, of course, as long as you are looking down, you cannot see something that is above you.

That raises a terrible question. How is it that people who are quite obviously eaten up with pride can say they believe in God and appear to themselves very religious? I am afraid it means they are worshiping an imaginary God. They theoretically admit themselves to be nothing in the presence of this phantom God, but are really all the time imagining how He approves of them and thinks them far better than ordinary people: that is, they pay a pennyworth of imaginary humility to Him and get out of it a pound’s worth of pride towards their fellow-men.

I suppose it was of those people Christ was thinking when He said that some would preach about Him and cast out devils in His name, only to be told at the end of the world that He had never known them. And any of us may at any moment be in this death-trap.

5. Pride makes you vulnerable to the Devil.

Vices other than pride, says Lewis, come from the Devil working on us through our animal nature. Pride, on the other hand, is purely spiritual and, consequently, far more subtle and deadly.

One way to fall into the Devil’s trap is to use pride to overcome simpler vices. Says Lewis:

Teachers, in fact, often appeal to a boy’s pride, or, as they call it, his self-respect, to make him behave decently. Many a man has overcome cowardice, or lust, or ill-temper, by learning to think that they are beneath his dignity—that is, by pride. The Devil laughs. He is perfectly content to see you becoming chaste and brave and self-controlled…provided, all the time, he is setting up in you the Dictatorship of Pride—just as he would be quite content to see your chilbains cured if he was allowed, in return, to give you cancer. For pride is spiritual cancer: it eats up the very possibility of love, or contentment, or even common sense.

6. You can be blind to your own pride.

In his talk, Lewis emphasizes that pleasure in being praised is not pride. In many situations, there is nothing wrong with trying (and succeeding) in pleasing someone. Lewis characterizes vanity, or seeing and reveling in praise from others, as the least bad type of pride because it demonstrates that “you are not yet completely contented with your own admiration.”

Problems begin, however, when you begin to delight less in the praise and more in yourself:

The real black, diabolical pride, comes when you look down on others so much that you do not care what they think of you. Of course, it is very right, and often our duty, not to care what people think of us, if we do so for the right reason; namely, because we care so incomparably more what God thinks.

But the proud man has a different reason for not caring. He says ‘…All I have done has been done to satisfy my own ideals—or my artistic conscience—or the traditions of my family—or, in a word, because I’m That Kind of Chap. If the mob like it, let them. They’re nothing to me.’”

How does one acquire humility?

The first step, Lewis says, is to realize that you are proud. If you don’t think you are conceited, then you are very conceited indeed.

According to Lewis, a humble person will strike you as “a cheerful, intelligent chap who took a real interest in what you said to him. If you do dislike him it will be because you feel a little envious of anyone who seems to enjoy life so easily. He will not be thinking about humility: he will not be thinking about himself at all.”